Kegagalan dianggap hanya sebagai bagian dari proses belajar. Ketika seorang anak yang baru belajar berjalan terjatuh, dia akan segera bangun dan mencoba lagi.
Akan tetapi, hampir dimana pun, kegembiraan belajar sering berubah menjadi cercaan kejam. Pembelajaran menjadi disamakan dengan permerolehan serpihan-serpihan informasi yang diperlukan untuk lulus ujian dan memperoleh gelar. Subjek-subjek pelajaran di sekolah dan perguruan tinggi saling tak terkait dan terpisah dari dunia nyata. Belajar menjadi beban yang membuat stres.
Mengapa masalahnya menjadi demikian? Mengapa belajar tidak bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan seperti masa kanak-kanak kira -sebelum "belajar" terkacaukan dengan "bersekolah"? Mengapa pendidikan tidak dapat menemukan kembali sesuatu melalui rasa tertarik "yang menjelajah" masa kanak-kanak ketika dia melihat, mendengar, mencium, meraba, dan bahkan mengecap, dunia yang tak terpetakan dimana dia bisa menemukan dirinya sendiri?
Sumber