Mengutip dari http://tekno.kompas.com/read/2012/07/11/08124476/Indonesia.Peringkat.ke-11.Negara. "Berdasarkan International Data Cooperation (IDC) yang disiarkan pada
April 2012, Indonesia masih menempati peringkat ke-11 dengan jumlah
peredaran software bajakan sebesar 86 persen, dengan nilai kerugian 1,46
miliar dolar AS atau Rp 12,8 triliun,". Selain itu Justisiari P Kesumah juga menyebutkan bahwa "Pelanggaran hak cipta ini tidak saja menimbulkan kerugian finansial,
tetapi juga menurunkan kreativitas, dan menurunkan kepercayaan dari
negara-negara produsen,. Kalau dilihat lebih jauh menurut penulis permasalahan ini bukan semata-mata timbul begitu saja, ada banyak pihak yang ikut bertanggung jawab terhadap masalah ini. Salah satu pihak yang ikut bertanggung jawab adalah pengambil kebijakan dalam dunia pendidikan. Penulis banyak memperhatikan bahwasanya pengambil kebijakan dalam dunia pendidikan cenderung memaksakan diri dalam upaya penggunaan software komersil dimana kita semua tahu kalau tidak seluruh sekolah mampu untuk membeli software dengan lisensi Komersial namun penggunaan software komersil tersebut terus dimasukan kedalam kurikulum.
Pada satu waktu penulis pernah bertanya mengapa dalam perekuliahan tertentu kita harus menggunakan software yang berlisensi komersil, mengapa tidak menggunakan yang open source, akan tetapi jawaban yang diberikan pendidik masih jauh dari yang diharapkan. Sebahagian besar pendidik beralasan bahwa ini sudah biasa di pakai, kalau menggunakna yang baru kan harus belajar lagi.
Penulis sendiri berpendapat kalau ada yang bebas mengapa harus mengikat diri, bukankah secara alamiah kalau kita bebas pasti tidak ingin terikat. Kalau ada yang mengatakan Open Sourcehttp://opensource.org/ tidak sehebat komersil penulis rasa ada benarnya juga tapi setidaknya open source bisa mengikuti kinerja software komersil dengan beberapa keuntungan tidak tergadainya karakter para peserta didik.
Penulis sangat berharap sekali para pengambil keputusan mempertimbangkan terlebih dahulu pemilihan software dalam dunia pendidikan dan terutama sekali untuk saudara-saudara seperjuangan para calon teknolog pendidikan.